Jumat, 19 November 2010

Menjadi Perempuan Tangguh

Kata perempuan memiliki berbagai arti sesuai dengan kata yang merangkainya. Bisa bermakna baik atau sebaliknya berarti jelek. Begitu pun yang terjadi pada sosok perempuan sebagai wujud nyata manusia, bisa menjadi sosok yang baik dan bisa juga menjadi jelek tergantung akhlak yang dicerminkan dalam tingkah lakunya. Dan akhlak ini adalah cermin dari kualitas iman seorang perempuan.

Ibnu Mas’ud mengatakan “Sesungguhnya jiwa manusia itu mempunyai saat dimana ia ingin beribadah dan ada saat dimana enggan beribadah.”

Di antara dua keadaan itulah semua manusia menjalani kehidupan ini. dan di antara dua keadaan itu pula nasib manusia ditentukan. Dalam arti lain, semakin seseorang berada dalam iman yang rendah, maka besar kemungkinan dalam kondisi ini ia akan mengakhiri hidupnya. Demikian sebaliknya, jika seseorang semakin sering berada pada kondisi iman yang tinggi, maka semakin besar peluangnya memperoleh akhir kehidupan yang baik.

Sejatinya perempuan memiliki potensi yang sama dengan laki-laki dalam mencapai sifat-sifat mulia, seperti kuat imannya, patuh pada Allah, konsisten pada kebenaran, memiliki tingkat spiritualitas yang tinggi, sabar dan tangguh. Sebagaimana Allah menerangkan dalam Al-Quran bahwa dihadapan-Nya manusia tidak memiliki perbedaan kecuali ketakwaannya.

Pertanyaannya, bagaimana cara kaum perempuan mewujudkan kondisi pribadi yang berujung kebaikan dan tangguh tersebut?. Pribadi pantang menyerah dan tangguh adalah tidak lain sebutan bagi pribadi yang tidak merasa lemah terhadap sesuatu yang terjadi dan menimpanya. Pribadinya menganggap sesuatu yang terjadi itu dari segi positifnya. Ia yakin betul bahwa skenario Allah itu tidak akan melesat sekali pun.

Pribadi tangguh ini tidak lain adalah pribadi yang memiliki kemampuan untuk bersyukur apabila ia mendapat sesuatu yang berkaitan dengan kebahagiaan, kesuksesan, mendapat rezeki, dan lain-lain. Sebaliknya, jika ia mendapati sesuatu yang tidak diharapkannya, entah itu berupa kesedihan, kegagalan, mendapat bencana, dll, maka ia memiliki ketahanan untuk selalu bersabar. Dan pribadi seperti ini memposisikan setiap kejadian yang menimpanya adalah atas izin dan kehendak Allah. Ia pasrah dan selalu berusaha untuk bangkit dengan cara mengambil pelajaran dari setiap kejadian tersebut. Pribadi pantang menyerah ini bukan saja semata-mata dilihat dari secara fisik. Tetapi lebih-lebih dan yang lebih penting justru adanya sifat positif dalam jiwanya yang begitu tangguh dan kuat. Pada dasarnya manusia kuat karena mentalnya kuat, begitu pun sebaliknya seseorang menjadi lemah, karena mentalnya lemah juga, dan juga orang sukses, ia sukses karena memiliki keinginan untuk sukses. Dan seseorang gagal karena ia berbuat gagal.

Dalam hal ini ada hadits Nabi yang menyebutkan bahwa:

“Orang mukmin yang kuat lebih disukai dan lebih baik dari mukmin yang lemah.”

Jadi, manusia tangguh dan kuat itu sudah seharusnya menjadi cita-cita kaum perempuan sebagai rahim kebangkitan bangsa ini dan dalam rangka mengabdi kepada Allah.

Intinya, menjadi perempuan tangguh dan pantang menyerah ini adalah sebuah tuntutan di zaman sekarang. Namun demikian, menurut KH. Dr. Muslih Abdul Karim,MA, dosen pascasarjana di Perguruan Tinggi Al-Qur’an dan LIPIA, Jakarta menyatakan bahwa yang menjadi catatan penting adalah untuk menjadi manusia tangguh, seorang perempuan tidak harus keluar dari sifat/ watak dasarnya, yaitu lembut, penyayang, dan sebagainya. Ia tidak harus menjadi maskulin atau berperilaku seperti laki-laki. Bukan seperti itu. Ketangguhan yang demikian itu justru melenceng dari akar dan watak dasarnya.

Lebih jauh diungkapkan Muslih, perempuan bisa menjadi tangguh dengan caranya sendiri. Ia bisa menjadi pahlawan dengan kelembutannya dan bisa menjadi teladan dengan sifat penyayangnya manakala semua tindakannya terbingkai dan terarah oleh perkataan-perkataan Tuhannya.

Dalam konteks ini dapat disebutkan bahwa kesuksesan (menjadi prempuan tangguh) menurut pandangan al-Qur’an itu memiliki dua syarat pokok, yakni Iman dan Ilmu.

Kedua hal ini kalau kita kaji secara rinci jelas-jelas memiliki pengaruh sangat besar dalam kehidupan manusia. Dengan kuatnya iman seseorang, maka ia akan sangat berpengaruh terhadap kualitas kehidupan manusia. Menurut M. Ridwan IR Lubis (1985), ada tiga pengaruh iman tersebut, yaitu berupa:

Kekuatan berpikir (quwatul idraak), kekuatan fisik (quwatul jismi), dan kekuatan ruh (quwatur ruuh).

Sedangkan menurut M. Yunan Nasution (1976), mengungkapkan pengaruh iman terhadap kehidupan manusia itu berupa: iman akan melenyapkan kepercayaan kepada kekuasaan benda; menanamkan semangat berani menghadapi maut; membentuk ketenteraman jiwa; dan membentuk kehidupan yang baik.

Akhirnya, untuk mencapai dampak dari kekuatan iman itu kuncinya terletak pada manusia itu sendiri. Jika kita cermati sebenarnya pembentukan sifat pribadi perempuan yang pantang menyerah dan tangguh ini adalah berawal dari sifat optimisme yang menyelimuti pola pikirnya. Sehingga untuk menjadikan perempuan itu menjadi pribadi pantang menyerah dan tangguh, maka dalam dirinya harus tertanam sikap optimis, berpikir positif, dan percaya diri.

0 komentar:

About Me

Foto Saya
Lingga S. Anshary
sulit sekali untuk mengambil keputusan, namun setelah keputusan diambil yang ada hanya kelegaan karena kita hanya harus melakukannya...
Lihat profil lengkapku
Selamat Datang
di Halamanku,,,,

Penayangan bulan lalu

Diberdayakan oleh Blogger.

Entri Populer